Doa Simbok

Pagi itu sebelum mulai beraktifitas kurang lebih pk.07.45 kuaktifkan hpku. Ada banyak WA yang masuk. Salah satu yang menarik perhatianku berasal dari WA grup kaul kekal yang isinya: Teman-teman yang terkasih, tanggal 06 Februari kita ULTAH KK yang ke 14 yuk,kita novena bareng. Tadi saya diingatkan simbokku karena beliau selalu mendoakan kita semua bahkan akan diintensikan saat misa di gereja. Usul doa: Dyah Maria….bisa ditambah doa pribadi lainnya….Semoga kita semakin dikuatkan untuk dilibatkan dalam karya kasih-Nya….salam…(Sr.M.Eligia,AK) Kelima teman angkatan merespon ajakan ini yang intinya semua setuju untuk mulai novena bareng dan titip ucapan terimakasih untuk semua doa-doa simbok yang sudah mengingatkan kami seangkatan. Membaca dan membalas ajakan ini saya merasa terharu. Setahu saya selama ini simbokku yang senantiasa meneguhkan perjalanan panggilanku dengan doa-doanya. Eh…ternyata ada simbok lain yang selalu membawa kami para puteri-puterinya dalam setiap doanya. DIA tidak pernah berdusta “Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya akan menerima kembali seratus kali lipat…”(Mat.19:29).

Simbokku bukan hanya ibu Rita Sukeri tetapi juga simbok teman – teman seangkatan yang selalu mendukung kami dengan doa – doa mereka. Inilah kekuatan kami untuk selalu bertekun dalam panggilan dan perutusan sebagai Abdi Kristus hingga 14 tahun usia kaul kekal kami. Semuanya merupakan buah doa  dari bapak dan ibu Sr.M.Aloysia,AK, Sr.M.Rosalia,AK. Bapak  dari Sr.M.Leonie,AK Sr.M.Carola,AK , Sr.M.Christina,AK ,dan Bapakku yang sudah menjadi pendoa kami di Surga. Demikian doa-doa itu semakin disempurnakan  oleh doa simbok-simbok kami yang selalu membawa kami dalam setiap doa mereka.

Dalam homilinya, seorang Romo menegaskan bahwa panggilan tidak hanya milik kita biarawan-biarawati, namun juga menjadi panggilan keluarga. Ketika salah satu anggota keluarganya terpanggil, semua terpanggil untuk mendukung dengan cara mereka masing-masing. Kuingat saat cuti tidur sekamar dengan simbokku. Dipojok kamar yang sempit itu ada meja kecil bertaplak putih yang diatasnya yang diatasnya terdapat patung,Salib dan lilin serta buku doa dll.

Like this article?

Share on facebook
Share on Facebook
Share on twitter
Share on Twitter
Share on linkedin
Share on Linkdin
Share on pinterest
Share on Pinterest

Leave a comment