SYUKUR ATAS RAHMAT PANGGILAN

Sr. M. Paulien, AK

“Kubersyukur pada-Mu Tuhan, atas Rahmat-Mu Tuhan, hari demi hari tahun demi tahun akan ku jalani“ syair indah yang dinyanyikan merdu oleh Sr. M. Agnesia, AK mengiringi langkah empat adik postulan yang akan menerima busana biara. Mendengar lagu menggetarkan hatiku dan tiada terbendung lagi tetesan-tetesan air mata mengalir, spontan terucap dalam hati ”Syukur dan terima kasih pada-Mu Tuhan. Kau pilih, dampingi dengan kasih setia-Mu sehingga  mereka  menyanggupkan  diri memasuki masa Novisiat. Sungguh ini kado luar biasa bagi kongregasi yang berulang tahun ke-86. Empat gadis ini melanjutkan sejarah perutusan yang telah dirintis oleh suster-suster pendahulu yang setia sampai akhir.

Tak terasa aku sudah berada di Kongregasi Abdi Kristus ini selama 40 tahun. Sepertinya belum lama kurayakan 25th,ee ,kok ya sudah berjalan 15 tahun. Syukur pada-Mu Tuhan, Engkau senantiasa menopang dan membentuk kembali hamba-Mu yang rapuh ini. Kasih setia-Mu menemani dan menerima diriku ini. Menjadi Abdi Kristus selama 40 tahun, sungguh masa yang sarat makna. Perasaan syukur, haru dan bahagia mewarnai hidupku. Perjalanan panggilan dan perutusanNya yang luar biasa kurasakan ketika kembali diutus ke Komunitas Kedungrejo, Lumajang, sebagai bendahara dan tugas sebagaimana ditentukan oleh Pemimpin komunitas. Mei 2021, penugasan yang kusangka-sangka tiba, mengurus kembali IMB dan balik nama sertifikat tanah Klinik Sinar Bhakti, mungkin karena pernah belajar dari Pemimpin Umum, beberapa kali menemui Ibu Notaris di Malang dan Suster Provinsial Micericordia.

Aku bimbang, mampukah aku? Tugas perutusan ini menjadi pergulatan bagiku. Sekian tahun urusan itu telah diusahakan oleh yayasan, namun belum selesai juga. Aku sendiri sangsi karena tak punya ilmu. Hal ini membuatku belajar percaya dan menyerahkan segala kekuatiranku kepada-Nya. Syukur pada Tuhan Yang Maha Kasih, Penolong dan Penyelamatku. Dia menunjukkan kepada siapa dan ke mana meminta tolong mengawali lagi proses yang panjang itu. Menemui ahli waris, mengurus di kelurahan dan kecamatan. Kemudian maju bersama Sr. Maria, AK ke Dinas di Lumajang. Puji Tuhan atas bantuan rekomendasi dari dokter Bayu, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Lumajang urusan berjalan lebih lancar dan berhasil sampai dengan pengukuran tanah, gambar baru dan verifikasi dan pelunasan IMB. Meskipun sudah diusahakan pertemuan antara Yayasan Misericordia dengan DPU dan dibantu Rm Ardi, Pr bendahara keuskupan Malang, namun rasanya masih belum tuntas. Tuhan mengajar kami untuk lebih rendah hati dan pasrah pada Kehendak-Nya.

Tugas lain di Kedungrejo adalah melayani di panti asuhan. Tak terbayangkan mendapat tugas mulia, mendampingi anak anak dan remaja. Betapa banyak anak kurang beruntung sehingga harus pisah dari keluarga, atau pun anak yang tidak tahu siapa orang tuanya. Tinggal di panti adalah pilihan terakhir. Menjadi pendamping harus mampu berperan ganda. Menjadi ibu, kakak, teman dan sahabat. Memahami mereka sering kali tidak mudah. Sungguh aku belajar banyak untuk mencintai apa adanya. Berbagai macam suku dan latar belakang keluarga, sungguh menjadi perjuangan tersendiri. Belajar mendengarkan, sabar, lapang dada dan menimba semangat penyesuaian diri, persahabatan dan kegembiraan mereka saat berolah raga. Juga dalam bekerja bersama di kebun, di kandang sapi, kandang babi, kambing, menanam sayur dan empon- empon, bergantian memasak nasi walau sampai jauh malam. Pada umumnya remaja-remaja  ini tetap bersemangat dan gembira mengembangkan talenta dalam wirausaha, membuat keripik pisang, kacang telur, wedang uwuh, untuk dijual saat ada tamu yang berkunjung atau para peziarah.

Disiplin untuk berdoa pagi, Koronka, doa sore, mendoakan para donatur dan completorium bagi para donatur sungguh menjadi berkah bagi kami semua sehingga mereka tetap semangat mengikuti doa lingkungan, kegiatan Legio Maria baik di Paroki Lumajang, maupun juga bila ada Acies di Jember. Aku sungguh bersyukur pada Tuhan yang memelihara hidup kami, sehingga kebutuhan dapur dicukupkan, biaya pendidikan bisa teratasi juga renovasi renovasi yang penting dan mendesak dapat diselesaikan. Ini sungguh campur tangan Tuhan yang luar biasa melalui para donatur yang begitu murah hati yang memang perlu cepat ditanggapi dan “dirawat “

Tiada henti bersyukur padaTuhan bahwa 4 pemuda remaja memilih untuk memasuki pendidikan seminari di Probolinggo, 4 remaja menjalani masa Novisiat di Ungaran dan 4 putri juga bersedia menjalani latihan kerja (LK) di Generalat dan Novisiat. Bagiku Kristus adalah Tuhan Yang Maha Kasih, Penolong dan Penyelamat yang selalu hadir dan tak pernah meninggalkan kami. Dialah yang memimpin hidup kami ,menjadikekuatan dan andalanku.

Betapa bersyukurnya aku mempunyai teladan Bunda Maria yang menjadi teladan pertama Kongregasi dan juga teladanku dalam hidup dan pelayanan hari demi hari. Kesedehanaan, keheningan, menyimpan dalam hati dan merenungkan apa yang Tuhan kehendaki, kesiapsediaan membantu dan menderita bersama PutraNya sampai di puncak Golgota sungguh menginspirasi, menjadi semangat dan kekuatan untuk hidup dalam pelayanan di komunitas maupun dalam tugas pelayanan. Mengunjungi dan mendengarkan umat lingkungan yang berkeluh kesah, juga usaha mereka untuk tetap bertahan hidup dan semangat mandiri tidak merepotkan anak cucu pun juga menyapa donatur yang setia mengirim berkat kasih, meski sedang sakit ataupun yang memang setia berkurban dan berbagi, mendorongku untuk bersama anak-anak meneladan hidup mereka dan setia mendoakan mereka.

Tentu saja untuk sampai pada saat ini, jalan yang dilalui tidak selalu lurus, lancar dan mulus, namun mengalami banyak tantangan dan perjuangan yang tidak mudah. Tubuh Kristus dan Sabda-Nya yang setiap hari kuterima dan saat itu kurasakan menyatu, meresap dan menjadi penerang bagi langkahku, namun karena kerapuhan dan pelayanan yang tiba-tiba datang dan mendesak dikerjakan, bisa mengaburkan niat baik yang telah kuhaturkan pada-Nya. Tuhan Yesus mendidik agar aku semakin pasrah dan berserah. Santa Theresia mengajari untuk sabar terus-menerus serta kemauan untuk memanggul salib. Terinspirasi oleh hidup doa Santa Theresia ini, aku semakin mengusahakan untuk setia berdoa dalam situasi apa pun dan dalam setiap aktivitas dan semakin menekuni doa pribadi dan merenungkan Sabda dan Kehendak-Nya yang sering terungkap atau menjadi misteri dalam peristiwa sehari-hari atau pun juga dalam perjumpaan dengan anak, karyawan, para suster atau pun dengan umat.

Like this article?

Share on facebook
Share on Facebook
Share on twitter
Share on Twitter
Share on linkedin
Share on Linkdin
Share on pinterest
Share on Pinterest

Leave a comment