SEGALA SESUATU ADA PROSESNYA

Sr. M. Timothea, AK

Setiap makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan, seperti tanaman yang awalnya hanya 1 biji yang kecil kemudian ditanam, dirawat dan tumbuh menjadi besar. Seiring barjalannya waktu pada saatnya nanti akan menghasilkan buah atau panenan, demikian juga dengan hidupku. Saya dilahirkan dari benih cinta kedua orang tua kemudian dikandung selama sembilan bulan di rahim Ibu, kemudian dilahirkan, dirawat dengan penuh cinta oleh kedua orang tuaku hingga dewasa. Cinta kasih dan perhatian orang tualah yang membuat saya bertumbuh dan berkembang hingga hari ini. Tumbuh dewasa hingga saat ini tentu saja melalui proses pendampingan, pendidikan baik di rumah atau pun di sekolah. Sungguh dukungan berupa Pendidikan, cinta, doa dan pengasuhan merupakan hal yang mandasari iman saya sehingga boleh mengalami peristiwa syukur 40th hidup membiara.

Menjadi Suster hingga 40th bukanlah proses mudah dan serta merta, tentu saja mengalami proses yang panjang dan jatuh dan bangun semuanya tak lepas dari dukungan orang tua, ketujuh Saudaraku dan persaudaraan suster-suster Abdi Kristus. Ketertarikan saya menjadi suster dimulai sejak saya kelas 3 SD, dengan proses: saya rajin mengikuti pelajaran agama di sekolah, di stasi dan juga rajin pergi ke gereja setiap pagi, dan Bapak selalu mengingatkan untuk mengaku dosa setiap hari Jumat, sampai romonya hafal dengan saya, juga rajin mengikuti latihan koor sampai SMP. Setelah saya di SLTA, keinginan untuk jadi suster tidak ada lagi, karena pengaruh dari lingkungan sekolah dan tempat kost (lingkungan Islam) setelah lulus SLTA saya dipanggil Kakak saya yang mengajar di Yayasan St.Yosef Kota Lahat (Sumatra Selatan), baru dapat 3 bulan saya di minta oleh pastor mengajar agama anak-anak dan komuni I, kemudian diminta mengajar di sekolah SD dan SMP Xaverius daerah Tanjung Sakti Pagar Alam daerah pedalaman selama 4 setengah tahun (jauh dari Kota Lahat). Selain saya bekerja di sekolah, saya juga aktif di gereja (membantu pastur di stasi, membantu para Suster CB) melatih koor orang-orang pedalaman, mengajar agama anak-anak pedalaman). Dari situlah tumbuh panggilan saya untuk menjadi suster dan banyak dukungan dari Pastor, Bruder dan Suster Carolus Borromeus (CB). Keinginan menjadi suster begitu kuat. Kala itu saya beruding dengan orang tua, saudara, Paklik dan Bulik kalau saya mau menjadi suster dan Syukur pada Allah saya diperbolehkan menjadi suster.

Saya mengerti Kongregasi Abdi Kristus dari bapaknya Suster Rosaline, AK yang rumahnya Nopaten Ganjuran. Bapaknya Sr. M. Rosaline, AK mengatakan: Bahwa di  Jogja  di  daerah Condronegaran juga ada Susterannya. Lalu saya diantar Bapak & Paklik ke Susteran Condronegaran. Waktu itu saya diterima oleh Alm Sr. Goretti (dengan ramahnya) dan Sr. Goreti menanyakan dari mana asal saya lalu Bapak saya menjawab dari Ganjuran, lalu Sr. Goreti memanggil Sr.Vincensi waktu itu masih kuliah.

Dari situ Bapak saya dan Paklik setuju kalau saya masuk di Kongregasi Abdi Kristus. Tahun 1980 saya diterima oleh Alm Ibu Xaveria menjadi Aspiran, Tahun 1981 diperkenankan menjadi Postulan sebanyak 15 orang. Tahun 1982 saya diperkenankan Kleding /masuk Novisiat. Saya mendapat pendidikan yang luar biasa yang menjadikan saya tahu sejarah adanya Kongregasi. Tahun 1984 saya di perkenankan mengucapkan kaul pertama sebanyak 8 orang. Tahun 1991 diperkenankan Kaul Kekal Tahun 2009, Pesta Perak/ 25 th Membiara (7 suster). Tahun 2024 Hidup Membiara 40 th (7 suster).

Dalam perjalanan panggilan selama 40 th lebih di biara Tuhan selalu menuntun, membimbing, menjaga saya. Di waktu lemah saya disegarkan kembali, di waktu menghadapi tantangan dan kesulitan Tuhan selalu membimbing/menghiburku sehingga saya berserah dan berharap serta mengucapkan, “Aku ini Hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan- Mu” Lalu semua beban saya rasakan menjadi ringan dan tumbuh semangat. Sungguh menyenangkan menjadi suster itu boleh/bisa hidup bersama suster yang berbeda karakter yang saling menguatkan.

Selama 40 tahun saya pindah dari komunitas yang satu ke komunitas yang lain sebanyak 12 kali. Bagi saya semuanya itu adalah karya Tuhan yang luar biasa. Dia mencurahkan rahmat dan kasih-Nya kepada hambanya yang lemah ini. Itulah, proses hidupku selama 40 th hidup membiara, memang tidak mulus, tetapi saya selalu mensyukuri rahmat Tuhan itu yang saya rasakan: hari berganti bulan, berganti tahun ku tanggapi panggilan suci-Mu dengan segala liku-liku perjuanganku. Dalam perjalanan pengembaraan ini bersama banyak orang yang saya jumpai dan saya layani dan saudari-saudariku sepanggilan di kongregasi Abdi Kristus ini. Semakin menyadari betapa dahyat kuasa-Nya bekerja, menguatkan di saat saya rapuh, menopangku di saat aku letih dan mengendongku di saat aku tak berdaya. Terima kasih Tuhan atas cinta-Mu yang Kau limpahkan kepada saya sehingga saya menikmati hidup sebagai suster AK selama 40th. Berkat-Mu kiranya tercurah merahimi orang tuaku dalam kerajaan-Mu, merahmati saudara-saudariku dan para suster sekongregasi serta kaum beriman di mana saja aku layani. Semua itu mengiringi langkahku dalam tugas perutusanku. Karena Engkau sendiri yang memberi kekuatan, penghiburan, dan Engkaulah menjadi keselamatanku (Mazmur 118:14).

 

Like this article?

Share on facebook
Share on Facebook
Share on twitter
Share on Twitter
Share on linkedin
Share on Linkdin
Share on pinterest
Share on Pinterest

Leave a comment