TUHAN KEKUATAN DAN SUMBER HIDUPKU

Sr. M. Valeriana, AK

Siapakah aku ini Tuhan sehingga Engkau berkenan mengangkat aku jauh melampaui pikiranku dan anganku, kesetiaan-MU tak terpadamkan oleh kelemahanku menguatkan aku tetap setia dan kini boleh mencapai 40Thhidup membiara sebagai Abdi Kristus “Rasa perasaanku  yang dominan muncul menjelang merayakan 40Th adalah rasa syukur yang begitu besar karena kemurahan Tuhan yang tiada terbatas. Hidup membiara merupakan sebuah anugerah yang luar biasa bagiku. Perasaanku penuh kekaguman akan kasih Tuhan yang tidak memandang rendah hamba-Nya yang lemah dan penuh dosa ini. Dalam kelemahanku aku menjadi kuat karena cinta dan kasih Tuhan yang menguatkan. Syukur dan terima kasihku tiada hentinya, harapanku adalah seluruh hidupku ini menjadi hidup yang penuh syukur dan pujian bagi Tuhan.

Hingga saat ini aku merasa bahagia dan bangga menjadi suster Abdi Kristus yang telah aku jalani selama 40 tahun. Mulai tahun1981 aku diterima masuk sebagai postulan. Menjadi postulan baru 3 bulan aku sudah mendapat tugas membantu di Klinik di Komunitas Kedungrejo selama 3 bulan kemudian bergabung lagi dengan teman- teman seangkatan di Ungaran. Tahun1982 memasuki masa novisiat dan tahun1984 diperkenankan mengucapkan Kaul Pertama yang setiap tahun diperbarui. Kemudian tahun 1991 diperkenankan mengucapkan Kaul Kekal setelah profesi tahun1984-1986 aku ditugaskan  membantu  di  Klinik  Ungaran.  Tahun1986-1994 tugas di Komunitas Kedungrejo membantu di Klinik Sinar Bhakti. Selama tugas di Kedungrejo aku sering diutus mengisi kekosongan di Klinik Genteng dan Wedi untuk beberapa minggu/bulan kemudian kembali ke Komunitas Kedungrejo, baru beberapa bulan lalu diutus pindah ke Komunitas Pangkoh

Kalimantan. Tugas aku di Klinik Suaka Insan dan melayani umat dalam peribadatan, selama tugas di Pangkoh pun aku sempat ditugaskan mengisi kekosongan di Klinik Genteng/Jajag selama beberapa bulan kemudian kembali lagi ke Pangkoh. Awal Tahun 1997 aku ditugaskan di Komunitas Wedi, dan masih pada tahun itu juga aku dipindah ke Komunitas Genteng tugas di Klinik Jajag sampai bulan September 2004. Lalu aku ditugaskan lagi ke Komunitas Pangkoh selama 18 tahun (2004-2022) tugas melayani di Klinik dan karya pastoral melayani peribadatan umat dan juga di komunitas.

Dalam perjalanan tugas perutusanku di komunitas mana pun semua aku syukuri sebagai anugerah dan rahmat illahi yang indah meskipun kadang harus mengalami suka duka, cemas-gelisah karena tugas yang harus kulakukan terasa melampaui batas pikiran dan kemampuanku, namun semua itu ada hikmahnya karena aku harus percaya bahwa Tuhan berkenan dan memampukan aku untuk menjalani tugas perutusan yang dipercayakan padaku melayani orang kecil, miskin sederhana di daerah pedalaman Kalimantan dan di mana pun, yang rasanya sudah menyatu dengan mereka. Kehidupan sehari- hari sudah seperti saudara sehingga aku pun dapat menimba semangat dan iman mereka karena meskipun mereka yang miskin dan terpinggirkan kekurangan harta benda namun kaya akan kasih dan kuat dalam iman. Dalam kehidupan berkomunitas, dalam melayani saudari-saudari aku berusaha untuk membahagiakan mereka karena kebahagiaan komunitas adalah kebahagiaanku. Aku percaya bahwa Dia yang memilih kita, Dia pula yang ingin untuk membawa kita ke jalan yang benar, memelihara kita, dan mencukupi seluruh kebutuhan hidup secara jasmani dan rohani yang kita perlukan bahkan sampai berkelimpahan dan bahkan tidak hanya kehidupan sekarang namun juga kehidupan kekal di masa mendatang bersama Dia yang membuat kita bahagia dan bangga.

Sebagai suster Abdi Kristus, bagiku Kristus adalah kekuatan dan sumber hidupku. Dia yang mencintai aku dan menyelamatkan aku. Dia yang memanggil aku untuk menjadi Abdi-Nya, menguatkan dan membimbing aku dalam setiap langkah hidupku, yang sudah aku jalani selama 40 tahun. Dialah Tuhan dan Gembalaku. Aku bersyukur boleh menjadi milik Kongregasi Abdi Kristus yang diterima dalam persaudaran, diperhatikan dan direngkuh. Kongregasi menerima aku apa adanya dan merengkuh sebagai saudara dalam satu keluarga. Kongregasi memberikan sarana dan prasarana untuk tugas perutusan yang diberikan kepadaku. Kongregasi mengusahakan perkembangan hidup rohani dengan latihan-latihan/pembinaan yang diperlukan secara berkelanjutan. Kongregasi bisa memahami diriku sehingga aku merasa aman dan terus setia sampai saat ini sebagai keluarga besar.

Jika ditanya mengenai sumbanganku untuk kongregasi rasanya sulit menjawab sebab saya merasa belum banyak berbuat untuk kongregasi. Aku hanya belajar melaksanakan tugas perutusan dengan tulus dan bertanggung jawab, juga selalu berdoa mohon tambahnya panggilan dan mencoba dan belajar menjadi suster Abdi Kristus yang sejati. Aku belajar berbuat baik, di mana pun ditugaskan, terlebih dalam cinta-persaudaraan dalam komunitas, berusaha melayani saudari-saudari dalam komunitas dengan ketulusan hati dan berusaha membahagiakan komunitas, meskipun belum sempurna masih dalam proses. Dalam usaha meneladan Bunda Maria Hamba Allah baru sedikit keutamaan yang bisa aku miliki, belajar hidup dengan rendah hati dan sederhana. Dengan rendah hati pula aku mengucapkan Puji Syukur dan terima kasih pada Tuhan yang telah memberikan Bunda Maria sebagai pola dan teladan dalam hidupku sebagai Suster Abdi Kristus hingga mampu mencapai 40 tahun hidup membiara sebagai biarawati Abdi Kristus. Aku merasa dipanggil untuk terus-menerus belajar dan menyadari menata hidup rohaniku dan belajar menghayati hidupku dalam tugas perutusan yang dipercayakan kepadaku yang setiap hari aku jalani dengan tulus dan gembira penuh syukur.

St.Theresia dari Lisieux, yang juga menjadi Pelindung kongregasi juga memberikan inspirasi bagiku untuk tekun mencintai Tuhan dalam kerendahan hati dan percaya penuh akan penyelenggaraan Tuhan. Aku mencoba belajar seperti St. Theresia kecil, selalu bersyukur dan mencintai Yesus melalui tugas-tugas yang sederhana. Kendati kecil, namun kujalani dengan gembira, kesungguhan hati dan aku juga berusaha mentaati perintah atasan, dengan berusaha melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan padaku. Bila melakukan kesalahan, aku berani minta maaf dan berusaha memperbaikinya.

Aku juga belajar tak berprasangka buruk terhadap siapa pun, memberi senyuman pada setiap orang yang kujumpai. Mencoba berpikir jernih, positif thinking, dan belajar bisa mencintai Tuhan karena Tuhan telah lebih dulu mencintaiku. Cinta Tuhan sungguh nyata dalam hidupku . Aku bersyukur mempunyai konstitusi sebagai pedoman hidupku, dan sebagai pedoman bagi langkahku, untuk menjadi seorang Abdi Kristus. Dengan adanya konstitusi, aku dapat belajar memahami dan mengikuti tata cara kehidupan membiara sebagai Abdi Kristus yang harus kujalani, hidup rohaniku menjadi tertata dengan mendalami konstitusi. Aku berusaha dan selalu belajar supaya hidup rohaniku dan hidup dalam karya seimbang. Tampak jelas dalam hidup bersama dalam komunitas dan hidup doa harian, baik doa pribadi maupun bersama yang menjadi energi rohani sebagai suster Abdi Kristus. Semua ini aku syukuri karena hanya rahmat Allah yang memampukan aku sampai mencapai 40 tahun boleh menjalani hidup membiara dan terus mohon rahmat kesetiaan sampai akhir hayat sebagai Suster Abdi Kristus .

Sebagai akhir kata, aku mengucapkan banyak terima kasih kepada Sr. M. Bertha, AK selaku Pimpinan Umum Kongregasi dan seluruh anggota DPP, Tim Pendamping Yubilaris dan seluruh anggota Kongregasi Abdi Kristus yang telah terlibat dalam membina, membimbing, mendukung dalam seluruh perjalanan hidup aku mulai dari postulan, novis yunior dan medior dengan penuh kasih persaudaraan dalam kongregasi tercinta ini .

Like this article?

Share on facebook
Share on Facebook
Share on twitter
Share on Twitter
Share on linkedin
Share on Linkdin
Share on pinterest
Share on Pinterest

Leave a comment