KASIH TUHAN LUAR BIASA

Sr. M. Venantia, AK

“ …. dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Matius 28:20. Terima kasih Tuhan untuk penyertaan-Mu kepadaku sampai dengan saat ini. Engkau tidak pernah meninggalkanku baik saat sedih maupun gembira. Sepertinya baru kemarin kumulai perjalanan  panggilanku,  ternyata  sudah mencapai 40th  menapaki jalan panggilan, sejak saat mudaku hingga sekarang sudah lanjut usia. Syukur Tuhan untuk kasih dan penyertaan-Mu dalam perjalanan panggilanku sampai saat ini. Bila kutengok perjalanan panggilanku bisa sampai sekarang, semata-mata karena Tuhan yang memampukan, mengarahkan dan membimbing ke jalan yang benar. Melalui saudari-saudariku sepanggilan, para pastor, para pembimbing dan orang tua yang lebih dahulu membimbingku saat berada di rumah juga banyak pihak yang kujumpai dalam tugas perutusanku.

Perjalanan panggilanku berawal dari perjumpaanku dengan para suster di Komunitas Wates (Sr. M. Yosephine, AK, Sr. M Theresia, AK, Sr. M. Serafika, AK tahun 1981 yang mengenakan salib berjangkar. Hal itu yang membuatku berani menanyakan, “Apakah boleh aku meminta salib berjangkar itu?” Lalu salah satu suster menjawab “Boleh mengenakan salib berjangkar ini asalkan mau menjadi suster ADSK” (Abdi Dalem Sang Kristus). Nama yang sangat indah, njawani, terasa enak didengar.

Ketika mengutarakan keinginanku menjadi suster kepada orang tua, ternyata tidak semudah yang kubayangkan karena orang tuaku menginginkan memiliki cucu. Namun, aku memiliki kepercayaan jika Tuhan menghendaki, pasti akan ada jalan. Kuingat lirik sebuah lagu, “…walaupun rintangan menghadang di jalan, majulah terus kita kan menang jangan bimbang”. Dan akhirnya aku  diijinkan  menjadi suster, dan diantarkan oleh keluarga dan saudara-saudariku ke Susteran ADSK Ungaran. Ini semua bisa terjadi karena Tuhan berperan di dalamnya. Tahun 1981 aku masuk postulat, bersama dengan dua belas teman selang setengah tahun bertambah lagi dua teman. Sampai dengan usia membiara 40th ini ada tujuh suster. Perjalanan panggilanku dimulai dari masuk postulat sampai sekarang, dan sudah berkali-kali mengalami pindah komunitas seperti;

Tahun 1981 masuk Postulat

Tahun 1982 masuk Novis

Tahun 1984 Profesi

Tahun 1984-1987 tugas di Komunitas Gedanganak.

Tahun 1987-1991 tugas di Komunitas Wates

Tahun 1991-1997 tugas di Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan

Tahun 1997-1999 tugas di Komunitas Condronegaran

Tahun 1999-2000 tugas di Komunitas Depok

Tahun 2000-2009 tugas di Komunitas Gedanganak

Tahun 2009-2019 tugas di Komunitas Ungaran

Tahun 2019-2023 tugas di Komunitas Kedungrejo

Tahun 2023 s.d sekarang tugas di Komunitas Ungaran.

Perjalanan panggilanku juga tidaklah semulus jalan tol, ada banyak tantangan yang kutemui seperti kesalahpahaman, tidak dimengerti, gesekan antar saudara sekomunitas, dll. Itu semua tidak menyurutkanku untuk menjadi suster, tetapi justru mendekatkan diriku pada Tuhan. Semua pergulatanku kusampaikan pada Tuhan dalam setiap doaku, dan kepercayaanku pada Tuhan yang akan membantu menyelesaikan membuatku merasa aman.

Limpah terima kasih kuhaturkan kepada para suster perintis (Sr. M. Xaveria, AK, Sr. M. Yosephine, AK, Sr. M. Antonia, AK dan Sr. Maria, AK) yang telah mengijinkanku bergabung dalam Kongregasi Biarawati Abdi Kristus. Begitu pula para provinsial (Sr. M. Getrudis, AK, Sr. M. Ignatia, AK, Sr.M. Gabriela, AK, Sr. M. Theodara, AK, Sr. M. Goretti, AK, Sr. M. Lisieux, AK, Sr. M. Elfrida, AK, dan Sr. M. Bertha, AK), yang telah memberikan penugasan kepadaku sampai saat ini dengan aneka tantangan yang ada. Inilah kata-kata mutiara yang diberikan orang tua kepadaku “yen nganggo klambi ojo diblethoki, yen wis mlebu suster kudu tekan tuntas nganti mati. Kalau masuk menjadi suster harus setia sampai mati. Sebuah doa dari orang tuaku, memberikan peneguhan bagi kami berdua yang memilih hidup selibat, “Mugi-mugi anak kula kekalih ngambah margi ingkang leres lan sami tresno tintresnan kaliyan sesami, aku wae sing rekoso ben anakku mulyo”. Itu menjadi doa dari orang tuaku untuk anak-anaknya, dan kata-kata inilah yang menguatkanku sampai saat ini. Terima kasih Mbok e‘, engkau sungguh hebat. Hidupmu hanya untuk anak-anakmu. Kedua anakmu kau ijinkan menjadi suster, satu menjadi suster AK dan satunya menjadi suster PBHK. (Sr. M. Venantia, AK dan Sr. M. Melania, PBHK). Matur Nuwun, Berkah Dalem.

 

 

 

 

 

 

 

Like this article?

Share on facebook
Share on Facebook
Share on twitter
Share on Twitter
Share on linkedin
Share on Linkdin
Share on pinterest
Share on Pinterest

Leave a comment